Rindu yang terkurung

17.57.00

Aku menuliskan tulisan ini di saat rindu menyelimutiku dengan hangatnya.

Teruntuk kamu yang nggak akan pernah membaca tulisan ini, karna setauku kamu masih dan mungkin akan selalu mencintai wanita yang sudah berwindu-windu kamu kagumi.
Aku menyimpan rindu ini diam-diam
Aku menyayangimu diam-diam.
Diamnya aku bukan berarti aku tak berusaha untuk memiliki hatimu, diam ku dalam doa.
Mendoakan mu agar selalu baik-baik aja, selalu bahagia dan selalu sehat.
Diamku dalam doa adalah usahaku untuk mendekatimu, karna aku yakin sedekat apapun kita kalau Tuhan nggak mengijinkan kita bersama, sia-sia semua yang kita jalani. Jadi, lebih baik aku mendekati Tuhan kita mengemis mentakdirkan kita untuk bersama dan bersatu untuk saling beriringan kemanapun. Kalau takdir sudah ada di pihak aku dan kamu, apa yang selalu kita lakukan akan selalu bermakna, percayalah.
Jadi biarkan rindu ini selalu terkurung dalam doa yang hanya bisa di salurkan lewat doa. Biarkan kegelisahan dan kekhawatiran ini hanya bisa di tuliskan bukan dipertemukan.
Aku tau nggak ada yang lebih nyaman dari rindu yang akhirnya di pertemukan. Tapi buat apa jika rindu ini hanya sepihak? Bukankah akan ada hati yang tersakiti?
Ku biarkan perasaan ku yang menggebu-ngebu untuk mu terus berkobar sampai akhirnya ada ledakan yang ingin mengeluarkannya, entah ledakan untuk memberitahukan kalau aku sangat menyayangimu atau ledakan untuk pergi karna pengabaian yang aku pikir itu bukan pengabaian hanya saja kamu tak mengetahui apa yang aku rasakan.
Rasa rindu yang ingin bertemu.
Rasa sayang yang ingin di sayangi.
Rasa kagum yang ingin di ketahui.
Percayalah, aku hanya ingin kamu tau bukan terbalaskan.

You Might Also Like

1 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook