Aku kesel kenapa harus
mengingat kenangan pahit yang sudah seharusnya di lupakan, tapi mau gimana pun
kejadian itu harus di jadikan pelajaran dan di ambil sisi positifnya. Karna
lewat kamu aku belajar, kalau apa yang aku inginkan belum tentu bisa aku dapatkan.
So, untuk kamu yang sudah memberi pelajaran berharga ini terimakasih, semoga
kamu bahagia dengan pilihan mu. Dari aku yang kamu anggap adik mu.
Ini tentang dia yang
pertama dalam cerita cinta dan dia yang pertama dalam cerita patah hati
terhebat.
********
4
tahun yang lalu……
Siang
itu sepulang sekolah aku berjalan sendirian menuju gerbang sekolah, di
pertengahan jalan di belakang ku tiba-tiba ada yang berteriak memanggil
seseorang yang aku gak tau posisinya ada dimana.
“Jun….Junaaaa”
Tepat
orang di depan ku menoleh ke belakang yang kebetulan aku ada di tengah-tengah
antara Juna dan teman yang memanggilnya. Saat itu rasanya semua bergerak secara
slow motion,
“Ku
rasa ku tlah jatuh cinta, pada pandangan yang pertama~”
Lagu
RAN menggalun dengan indahnya menyaksikan kejadian yang sering aku tonton di tv
itu pada akhirnya aku bisa mengalaminnya.
“Ya,
kenapa Mik?”
Astaga,
suaranya Tuhan menambah suasana semakin drama. Aku mematung di antara Juna dan
teman yang memanggilnya. Tampangnya yang memikat mampu membuat aku tersihir di
tambah dengan suara yang merdu membuat jantung ku berdebar gak karuan. Ah,
dasar lebay. Memang faktanya seperti itu, seseorang yang lagi jatuh cinta
seperti kehilangan logikanya.
Demi
kestabilan jantung, aku pun melanjutkan jalan ke luar sekolah untuk menunggu
jemputan.
*******
Besok
paginya di sekolah, aku nongkrong gaul di depan kelas. Gak tau ini namanya
jodoh atau emang di suguhkan sarapan yang segar-segar di pagi hari, si Juna
berjalan lewat di depan kelas, semakin dia dekat semakin jantung gak bisa di
ajak kerja sama. Pas dia ada di depan kelas yang bisa aku lakuka cuma melonggo
gak jelas sampai melihat dia hilang dari jangkauan mata.
“Hah!
Bodoh kenapa gak di tegur kan sekalian bisa kenalan” sesal ku
Ketika
lagi belajar tiba-tiba Juna lewat samping kelas yang kebetulan masih bisa di
lihat lewat Jendela kelas.
“Eh
eh Mi lit noh si Juna cakep banget ya”
“Oh
kak Juna? Kakak kelas itu? Kenapa kamu suka?”
“Loh
dia kelas berapa? Heheh iya”
“Kelas
2 sekelas sama kakak ku”
“Eh
seriusan hahaha kenalkan dong minta nomor hp nya gitu yayayaya”
“Elah
ntar istirahat kita ketemu di kantin”
Rasanya
seperti mendapat setumpuk jodoh yang mesti di pilih dengar kalau teman sebangku
bisa bantu aku untuk mendekati Juna. Selalu ada jalan untuk hati yang berusaha.
Bel
pertanda istirahat pun berbunyi, aku langsung menarik Mimi untuk cepat-cepat ke
kantin dan menemui kakak nya yang sekelas dengan Kak Juna.
“Kak,
minta nomor kak Juna boleh?”
“Boleh,
emang ada perlu apa sama Juna”
“Ada
urusan penting kak”
“Urusan penting yang menyangkut
masa depan” ucap ku dalam hati
Setelah
mendapatkan nomor kak Juna, aku berasa ada di puncak kebahagiaan. Gak sabar mau
hubungi tapi masih di area sekolah. Udah niat dari awal gak mungkin mau jadi
secret admirer, jadi ntar bakal terang-terangan ungkapin siapa aku sebenarnya.
Cukup berani juga ya aku waktu itu.
Sepulang
sekolah aku langsung lari ke kamar dan menghubungi kak Juna, dengan keberanian
dan tanpa malu aku langsung mengetik nomornya dan langsung di angkat.
“Hallo”
Sapanya
“……”
“Hallo”
“…..”
“Hallo
siapa ya?"
“…..”
Telpon
pun terputus.
Sumpah,
waktu kak Juna angkat telponnya aku terdiam gak bisa berkata apa-apa lagi.
Terlalu cupu memang. Karna takut kembali diam pas telpon, jadinya aku sms aja
ke kak Juna.
“Assalamualaikum,
ini kak Juna ya”
Habis
mengirim sms, aku langsung menjauhkan hp. Gak tau juga kenapa bisa melakukan
hal bodoh itu. Kalau hp dekat-dekat emang ngaruhnya apa? Dasar ya orang jatuh
cinta IQ nya turun drastis.
5
menit berlalu
10
menit berlalu
20
menit berlalu
Sepertinya
belum ada balasan sms, aku kembali mengambil hp dan melihat pesan yang terkirim
dan itu hal bodoh yang pernah aku lakukan.
Sms
nya gak terkirim, sekali lagi gak terkirim.
Pulsa
habis gara-gara nelpon kak Juna tadi yang aku tanggapin dengan diam.
Jantung
sudah mau copot ternyata sms gak terkirim.
Gak
mau buang-buang waktu aku pergi ke warung untung mengisi pulsa, setelah terisi
aku langsung mengirim kembali sms yang gak terkirim. Gak sampai 5 menit balasan
sms langsung aku terima, dengan pelan-pelan aku membuka isi pesan,
“Waalaikumsalam,
iya ini siapa ya?”
Seketika
aku langsung loncat-loncat penuh kebahagiaan.
“Hallo
kak kenalkan aku Lisa anak kelas 10-A”
“Oh
Lisa, kok bisa dapat nomor kakak dek?”
“Dapat
dari teman sekelas kakak kak, aku gak ganggu kan? Gak ada yang marah kan kalau
aku sms kakak?”
Dasar.
Itu pertanyaan menjurus, semua orang juga tau kalau ada yang nanya ‘gak ada
yang marah kan kalau aku hubungi kamu’ itu pertanda kalau dia mau pdkt sama
kamu. Sumpah, aku gak habis pikir kenapa dulu aku seberani itu.
“Gak
kok gpp, gak bakal ada yang marah :) ” balasnya
dengan senyuman
Aku
meleleh, baru dapat balasan sms pakai emotion senyuman aja aku lemah apalagi kalau dia
langsung senyum di depan aku, mungkin bakal pipis di celana. Kita pun sms terus
menerus sampai salah salah satu ada yang menghentikan, tentunya yang
menghentikan kak Juna.
Ke
esokan harinya di sekolah ketika berjalan di koridor sekolah, aku melihat kak
Juna and the geng berjalan berlawanan arah dengan ku. Karna kaget aku buru-buru
mencari tembok untuk mencari tempat persembunyian.
“Kamu
kenapa Lis?” tanya Mimi dengan muka bloonnya
“Itu
kamu gak liat ada kak Juna”
“Ya
liat, emang kenapa kalau ada kak Juna”
“Ya
malu kan dia tau aku”
“Lah
malah bagus, kamu ni aneh”
“Hehehehe”
Iya,
emang aneh ya kalau di pikir-pikir. Ngapain harus sembunyi kalau ketemu pujaan
hati? Dasar lebay. Kak Juna kan kenal aku, kalau dia lihat aku emang di bakal
marah-marahi aku? Hahaha pemikiran apa yang menguasai otak ku waktu itu sampai
melakukan hal bodoh yang gak masuk akal.
”Orang
yang lagi jatuh cinta terkadang melakukan hal-hal konyol yang dia sendiri gak
sadari”
********
Singkatnya
kami pun semakin dekat setiap hari, dia memanggil aku adek dan aku memanggil
dia kakak. Setiap hari kami melakukan hal-hal yang orang-orang lagi pendekatan
lakukan. Kami saling berbagi cerita keseharian satu sama lain dan saling
memberi semangat kalau salah satu ada yang down. Perhatian-perhatian kecil pun
gak pernah sekali pun kami lewat kan setiap harinya,
“Kamu
udah makan?”
“Kamu
udah minum?”
“Kamu
udah cuci tangan?”
“Kamu
lagi apa?”
“Kamu
tidurnya jangan kemalaman, nite ya”
“Morning”
Dan
perhatian-perhatian lainnya yang membuat aku kegeeran kalau kak Juna juga
memiliki perasaan yang sama dengan ku. Siapa pun yang lagi pdkt dan mendapat
sinyal dari doi akan menafsirkan kalau doi juga suka sama kamu dan itu sudah
pencapaian yang bener-bener luar biasa.
Bahkan
sesekali kak Juna memanggil ku sayang di sela-sela sms nya. Gimana dengan
perasaan ku? Terlalu simpel mungkin kalau cuma di bilang bahagia.
Anehnya
kita gak pernah jalan bareng apalagi ngobrol bareng di sekolah, kalau sudah di
sekolah kita seolah-olah gak mengenal satu sama lain. Ya, aku tau dia banyak
yang suka di sekolah. Tapi dari sikap kak Juna ke aku waktu itu membuat aku
semakin yakin kalau cuma aku yang dia suka. Gila, bener-bener parah pede ku waktu itu.
Hingga
suatu hari aku melihat di Facebook, iya waktu zaman itu facebook masih merajai
di semua sosial media. Aku melihat kalau kak Juna mempunyai pacar, namanya
Didis. Dan gelinya lagi dia mengganti nama akun facebooknya dengan nama ‘Juna
chayank Didis”
Ampun,
makhluk apa itu yang bersarang di hati ku. Tapi tetap ku sayang kamu kak.
Perasaan
ku tentu aja sakit, terkhianati dengan perasaan yang terpendam.
Anehnya
bukannya menghindar aku malah semakin giat merebut kembali hati kak Juna, malahan setiap hari yang kak Juna
ceritakan lewat sms atau telpon cuma soal pacarnya si Didis. Dia gak tau aja
gimana teririsnya perasaan adek tersayangnya ini dengan dia menceritakan soal
pacarnya itu. Tapi demi kesetiaan aku menekuni aktifitas baru itu yang setiap
hari mendengar cerita Didis.
Tapi
langgengnya hubungan kak Juna dan Didis cuma berlangsung selama 2 bulan. Mereka
putus dengan alasan yang sering orang putus ucapkan, “udah gak cocok”. Alasan yang
gak masuk akal banget, jadi dulu waktu awal pacaran merasa cocok? Pas udah
gak cocok semua perasaan itu hilang dengan sendirinya. Terserah aja apa alasan mereka putus, yang penting mereka gak bersama lagi.
Aku
orang paling bahagia yang mengetahui kalau mereka putus. MERDEKA!
Semenjak
mereka putus, gak ada yang berubah dari aku dan kak Juna. Kita tetap dekat
seperti biasanya, tetap saling perhatian dan saling membuat bahagia satu sama
lain.
“Dek
kamu dimana?”
“lagi
jogging ni kak, kenapa?”
“Sini
temani kakak main bola”
Bola
mata ku rasanya mau keluar waktu baca pesan kak Juna di Minggu pagi. Setelah
menanyakan alamat nya aku langsung datangi kak Juna bersama Mimi, mana berani
aku sendirian berduan aja dengan kak Juna. Gimana dengan kesehatan jantung ku
nanti.
Sampai
di lapangan bola aku langsung duduk di pinggir lapangan, aku langsung foto kak
Juna yang lagi ganteng-gantengnya dengan hobinya itu. Mimi yang di samping ku
pun gak aku hiraukan. Selesai kak Juna main bola dia langsung menghampiri aku
dan Mimi.
“Makasih
ya udah nemenin kakak”
“Iya
kak sama-sama” kata ku dengan malu-malu geli
“Kamu
bawa motor? Atau mau kakak antar?"
“Aku
ba…..”
“Motornya
Lisa aku pinjam kak, kakak antar aja dulu ya Lisa”
Mimi
memang sahabat sejati, paham banget suasana hati.
Aku
pun di antar pulang sama kak Juna, bahagianya aku kebangetan. Untuk pertama
kalinya aku dan kak Juna sedekat itu dalam satu motor. Selama perjalanan aku
senyum-senyum sendiri.
“Duh
kakak capek banget dek”
“Hah?
Capek ya kak, mau di pijetin?” Apaan dah waktu itu kalau bisa di ulang aku mau
nonjok diri sendiri, bisa-bisanya ngomong seperti itu. Menggelikan sekali.
“Hahaha
gak dek kakak becanda aja”
Hening.
“Nah
udah sampai, sekali lagi makasih ya udah nemenin kakak. Lain kali masih mau kan nemenin kakak main?”
“Eh?
Boleh.. boleh kak. Makasih ya udah anterin pulang”
“Iya
sama-sama, ya udah kakak pulang ya”
“Iya
kak hati-hati”
Kak
Juna pun pulang. Gimana dengan aku? Ku rasa siapapun yang di antar gebetannya
pulang bahagianya susah di gambarkan.
Pernah aku bertanya denga kak Juna soal kriteria cewek yang dia idamkan. Dan jawabannya gak ada di aku sama sekali, tapi itu semua gak membuat aku putus aku. Aku terlalu percaya diri kalau aku sudah merebut hati kak Juna, dan karna kak Juna menyukai cewek yang imut dan meng-adek-kan diri sendiri jadinya aku merubah diri sendiri.
"Dek lagi apa?"
"Adek lagi makan kak. kakak lagi apa?"
Demi apapun itu hal menggelikan yang aku lakukan, memang benar ya orang yang lagi jatuh cinta terkadang bisa melupakan dirinya sendiri dan mengikuti apa yang orang dia cintai inginkan. Semacam budak cinta yang di kuasai rasa cinta.
Pernah aku bertanya denga kak Juna soal kriteria cewek yang dia idamkan. Dan jawabannya gak ada di aku sama sekali, tapi itu semua gak membuat aku putus aku. Aku terlalu percaya diri kalau aku sudah merebut hati kak Juna, dan karna kak Juna menyukai cewek yang imut dan meng-adek-kan diri sendiri jadinya aku merubah diri sendiri.
"Dek lagi apa?"
"Adek lagi makan kak. kakak lagi apa?"
Demi apapun itu hal menggelikan yang aku lakukan, memang benar ya orang yang lagi jatuh cinta terkadang bisa melupakan dirinya sendiri dan mengikuti apa yang orang dia cintai inginkan. Semacam budak cinta yang di kuasai rasa cinta.
*********
Beberapa
bulan kemudian aku mendengar gosip kalau kak Juna sudah punya pacar. Aku gak percaya
begitu aja, karna takut di hantui rasa penasaran aku menanyakan langsung ke kak
Juna. Dan itu sudah satu tahun kita dekat, tanpa status yang jelas. Cuma adek
kakak.
“Kak
aku mau nanya boleh?”
“Boleh,
nanya apa emang de?”
“Emang
bener kakak udah punya pacar?”
“Kamu dengar dari mana?”
“Jawab aja iya apa gak?”
“Iya de”
“Oh jadi bener, selamat ya kak semoga langgeng”
"Sudah berapa lama kak?"
"2 bulan de"
Kemana aja aku selama 2 bulan, padahal selama 2 bulan belakangan kita masih seperti biasa. Gak ada yang berubah sama sekali. Tapi sepintar-pintarnya menyimpan rahasia, pada waktunya akan terbongkar juga.
"Oh gitu wah selamat ya kak sekali lagi"
"Sudah berapa lama kak?"
"2 bulan de"
Kemana aja aku selama 2 bulan, padahal selama 2 bulan belakangan kita masih seperti biasa. Gak ada yang berubah sama sekali. Tapi sepintar-pintarnya menyimpan rahasia, pada waktunya akan terbongkar juga.
"Oh gitu wah selamat ya kak sekali lagi"
“Tapi de, kamu mesti tau kakak sayang sama kamu dan
kakak gak mau kita ada yang berubah. Kita tetap begini ya de kakak sayang betul
sama kamu. Kamu sudah kakak anggap seperti adek kakak sendiri”
Kamu
sudah kakak anggap seperti adek kakak sendiri.
Setelah kejadian itu, aku mulai menghindari kak Juna
meskipun awalnya dia gak menerima aku menjauhi dia. Tiap hari dia hubungi aku
tapi gak aku herani sama sekali. Kalau di pikir-pikir apa hak ku marah denga
kak Juna, aku dan dia cuma sebatas teman, dan itu hak nya untuk memilih
pasangan hidup nya. Tapi waktu itu rasa sakit terlalu menguasai ku sampai
membutakan aku untuk gak mau mengenal dia. Di sekolah pun setiap kita bertemu
aku selalu menghindar. Terlalu terbawa suasana nyaman akhirnya melupakan status hubungan.
Terimakasih untuk pelajaran patah hati yang suatu saat akan menjadi pelajaran terindah.Aku padamu kak Jun.
- 21.28.00
- 136 Comments