7 Hari Menjelajahi Jogja

09.15.00


Sebelum menjelahi Jogja ada berada di kota lain dulu, simak cerita nya di sini.

“Biarkan keyakinan 5 cm mengambang di depan kening kamu. Apapun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalau kamu percaya sama keinginan itu dan kamu gak bias menyerah” -5 cm

YES HOLIDAY! Tujuan liburan kali ini adalah…….
JOGJA!
Sebelum liburan hal pertama yang harus di lakukan adalah mencari pasangan supaya ada yang melindungi di kota orang membeli tiket pesawat. Lagi dan lagi liburan kali ini bersama adek sendiri, Ulfah. Liburan kita akan ala backpacker. So, kalau kamu ada niatan bakal ke Jogja dengan budget low, mungkin tulisan ini bisa membimbing kamu, ceileh. Kami membeli tiket pesawat Balikpapan-Banjarmasin dan Banjarmasin-Surabaya via traveloka, aplikasi hits dan simple buat siapa aja yang mau travelling tanpa keluar rumah pun sudah bisa mendapatkan tiket pesawat. Terlebih traveloka sering memberikan diskon  atau promo dengan persyaratan yang mudah. Mudah, murah dan terpercaya. Waktu memesan tiket Balikpapan ke Banjarmasin aja dapat potongan harga 60rb #Lovetraveloka.
Pulang dari Jogja ke Balikpapan beli tiket pesawat di temannya sepupu, sebelum membeli tiket cek harga tiket di situs online 1.200.000 dan setelah membeli di dia jadi 900.000, potongan 300rb itu banyak banget untuk para kaum jomblo yang belum ada yang menafkahi.
BBM: 5C8FB664 (Fhebby SN) ownernya udah ramah, fast respon dan siap menjawab apapun yang kamu pertanyakan. Asal jangan Tanya “mas saya kapan nikah?” atau “mas kira-kira batas jomblo saya sampai kapan ya?” tolong jangan tanyakan pertanyaan itu.
Sebelum ke Jogja aku sudah menelpon beberapa penginapan / hotel yang murah. Kenapa yang murah? Karna mau liburan ala backpacker (halah alibi padahal stock duit yang terbatas :p). tapi percayalah liburan ala backpacker itu lebih berkesan dan membahagiakan daripada liburan ala tuan putri. Setelah menelpon satu persatu, ternyata semua udah full. Tapi setelah search mbah google lagi ternyata di dekat Malioboro ada banyak penginapan untuk para backpacker, masuk aja ke daerah sosrokusuman, sosrowijayan dan dagen, di situ lengkap penginapan untuk para backpacker, pintar-pintar kamu aja lagi cari sesuai isi dompet mu.
17.25 kereta api langsung jalan, untuk orang yang baru pertama kali naik kereta api itu excitednya berlebihan. Serasa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Kebetulan aku orangnya mudah terinspirasi, liat orang nikah aja langsung terinspirasi mau nikah juga, loh?. Karna terinspirasi dengan film  5cm jadilah naik kereta api. Dan beruntungnya duduk dekat jendela, dekat colokan tapi sayang belum dekat dengan jodoh. Meskipun senja tapi masih sempat melihat pemandangan indah dari jendela. Ini fix aku bahagia banget apa yang aku lihat di tv atau layar bioskop bisa jadi kenyataan. Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan? Dan selama 5 jam perjalanan aku gak ada tidur, pemandangan yang indah sayang di lewatkan dengan memejamkan mata.


Backpacker Muslimah

Stalking mantan gebetan

lirik sebelah ah siapa tau jodoh~
22.35 sudah sampai di stasiun Yogyakarta. Dan yang awalnya mata redup-redup jadi segar bugar lihat gedung-gedung Jogja, perumahan warga Jogja, dan ramainya kota Jogja, bahkan nginjak tanah Jogja.
Keluar dari Stasiun langsung menuju perkumpulannya para jodoh abang becak, jadi kita langsung ke daerah sosrokusuman. Masih dengan mata yang berbinar-binar dan setengah percaya kalau sudah ada di Jogja. Memasuki daerah Malioboro dan melihat plang jalanan bertuliskan “MALIOBORO” yang sering orang foto-foto di situ, langsung membuat ku terharu. Aku nangis bahagia. Sumpah ini beneran nangis gak pake drama ftv. AKHIRNYA AKU ADA JOGJA WAAAAAHHH.
Oke, sesampainya di sosrokusuman aku langsung nelusuri jalan tersebut dan menemukan penginapan WHW, coba-coba masuk,
“Ada yang kosong pak?”
“Ada”
“Permalam berapa?”
“90.000”
“Oke pak 1 kamar untuk 2 malam”
Sengaja ambil untuk 2 malam, kalau mau cari suasana baru tinggal pindah.
“Tapi di sini gak boleh bawa pacar ya”
DEG.
Emang gak keliatan ya tampang jomblonya? Alhamdulillah gak semengenaskan itu.
“Saya sama adik saya pak”
Nama penginapa: WHW
Alamat: Jl.Sosrokusuman (samping mall malioboro)
Price: 90.000 Fan, kamar mandi luar


Setelah menaruh koper dan mengganti baju, kita langsung menuju ke Malioboro jalan kaki, 2 menit udah nyampe. Aku bahkan gak menghiraukan rasa lelahku. Niat awal keluar karna mau ketemu Dinda yang juga liburan di Jogja, pas sampai Malioboro aku langsung berbinar-binar penuh kebahagiaan, bahkan di jam 11.30 malam Malioboro gak ada tidur-tidurnya.
“Lis kayaknya aku gak jadi ketemu kamu deh, dari tempatku jauh kalau mau kesana”
“oke deh gpp Din”
Berhubung gak jadi ketemu dengan Dinda jadilah Cuma keliling Malioboro, menikmati indahnya keramaian di Malioboro. Jam 1 kita kembali ke penginapan untuk istirahat dan besok bakal menjelajahi Jogja.
JOGJAAAA SIAP AKU JELAJAHI YAAA~
Menggagumi Jogja sudah dari 4 tahun yang lalu, gak tau kenapa bisa jatuh cinta kebangetan sama Jogja. Kata kebanyakan orang jatuh cinta itu gak butuh alasan tapi butuh penjelasan. Dan yaps Jogja emang pantas untuk di cintai dari sudut manapun. Sebelum berangkat ke Jogja, udah nulis destinasi mana aja yang bakal di kunjungi, awalnya mau pakai jasa tour guide tapi setelah di pikir-pikir destinasi yang bakal di kunjungi bakal tebatas dan waktu jalan yang terbatas. Dan akhirnya memilih untuk menyewa motor yang terbaik dan terpercaya dengan modal 50rb perhari udah bisa pakai motor keliling Jogja dengan persyaratan 2 identitas yang bakal jaminannya, asal jangan hati kamu aja yang kamu jadikan jaminan.
Instagram: @mandailingmotor
Price: mulai dari 40k
Cp: 5A8F5A6F
Dari Surabaya naik kereta api ke Jogja membutuhkan waktu 5 jam. Karna memesan tiketnya lewat online jadi untuk mencetak tiketnya mesti sendiri, sudah selama ini hidup sendiri, mencetak tiketpun harus sendiri. Strong sist. Buat siapapun yang mau memesan tiket KA secara online, sekarang banyak kok jasa online yang menjual tiket KA, tapi mesti hati-hati pilihlah yang terpercaya. Dan aku bakal kasih trusted online kereta api, cek aja di instagram @tirtatraveller pelayanannya ramah bangett dan fast respon sekali.
 Minggu, 17.01.16 (DAY 1)
“Kemudian yang kamu perlukan hanyalah kaki yang akan melangkah lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan melihat lebih lama, leher yang akan lebih sering mendongkak, tekad yang setebal baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras, serta mulut yang selalu berdoa” -5 cm
Oke ayok kita mulai perjalanan, first time menjadi backpacker muslimah sejati idaman para mertua. Seluk beluk kota orang aja di pahami apalagi seluk beluk kehidupan anak tante :p
Jam 6 langsung otw ke Bandara karna mau mengantar princess Dinda yang mau balik ke Samarinda. Perjalanan dari Malioboro ke bandara sekitar 40 menit, awalnya mau naik becak tapi ternyata gak bisa. Mungkin bisa, bisa membuat abang becaknya kehabisan oksigen. Sampai bandara langsung ketemu Dinda, cipika-cipiki salam perpisahan, “ntar kalau sudah masuk ruang tunggu kirim foto ya Din”
Sambil nunggu Dinda kirim foto aku dan Ulfah duduk manis manja di Bandara, 15 menit kemudian Dinda line aku “Lis dimana”
“Masih di Bandara Din”
“Minta nomor please”
“0812xxxxxxx”
Dinda langsung nelpon,
“Kamu dimananya bandara Lis”
“Dekat Dunkin Din”
“Sini dulu deh keluar dekat beringin”
“oke wait”
Pas nyampe dekat beringin langsung liat Dinda dengan muka melasnya dan setelah dia menceritakan nasib naasnya di Bandara ternyata jadwal pulangnya bukan hari ini tapi besok hari senin, aku dan Ulfah gak henti-hentinya ketawa, dimana-mana orang ketinggalan pesawat bukan keduluan dari pesawat.
terdampar di bandara

cipika-cipika sebelum tragedi pulangnya Dinda
Beberapa menit di luar Bandara kakaknya Dinda jemput, aku dan Ulfah naik ojek. Tapi karna ojeknya cuma satu jadilah kita berubah jadi cabe-cabean di Jogja.

Sampai di rumah keluarga Dinda, aku dan Ulfah di tawari sarapan gratisan, YES #ILovefree. Jam 12 kita di jemput taxi untuk ke trans jogja ke candi prambanan. Modal 3.000 aja udah bisa sampai ke tujuan. Sampai di halte berikutnya si petugas teriak-teriak soal tujuan penumpang, karna perdana naik trans Jogja dan takut kelewatan jadilah bertanya,
“Mas ke prambanan ya”
“BELUM NANTI DI UTARA” katanya dengan nada tinggi yang buat aku menciut. Dan yang lebih tambah keselnya lagi Ulfah dan Dinda jadi langsung menjauh sok-sok gak kenal.
“Ya aku kan mana tau bukan orang sini”
Naik trans Jogja aja selfie. norak :D

Finally sampai juga di candi Prambanan, masih luar daerah candi dan untuk masuk mendekati candi harus naik becak / delman lagi dengan membayar 20rb setelah nego yang cukup panjang. Jalan sebenarnya bisa, bisa membuat kaki kamu kram kalau sudah sampai di candi Prambanan. Begitu sampai kita langsung memesan tiket, karna gak ada tampang-tampang bule tapi tampang calon istri bule kita cukup membayar 30rb aja perorangnya. Karna teriknya matahari jadi kita menyewa payung seharga 5rb sampai puas, asal jangan di bawa pulang di jadikan oleh-oleh. Sebelum sampai di puncaknya Prambanan kita keliling-keling dulu dengan di suguhkan pemandangan indah, para bule bertebaran dimana-mana, ya mungkin ada terselip jodoh para jomblo yang masih betah sendirian sampai di era modern zaman sekarang, (ngaca Lis ngaca). Menaiki anak rumah tangga kita menuju ke candi Prambanan dan akhirnya sampai juga. Pemandangan yang indah membuat melupakan rasa lelah.
Hidung minimalis, sok mancung



Long time no see guys :D


Happines is you find good friend

travelmate


5 Saudara
pada hari Minggu ku turut teman ke kota naik delman istimewa~
Pulangnya kita naik delman dulu, setelah nego harga jadi 25rb bertiga, di antar sampai trans Jogja. Naik trans Jogja sampai Malioboro, sebelum melanjutkan perjalanan kita semua istirahat dulu di penginapan. Sehabis maghrib kita lanjut jalan lagi dengan tour guide gratis si Ghea yang emang kuliah di Jogja. Makan nasgor di Malioboro trus menikmati gelato samping mall malioboro 1 cup nya 13rb doang. Selesai dari gelato kita naik delman ke alun-alun kidul dengan membayar 40rb. Di pertengahan Malioboro ada keramaian dengan di penuhi para kaum hawa, setelah kepo ternyata ada Boy Hamzah. Oh Boy Hamzah doang.
1 detik
2 detik
60 detik
What  Boy Hamzah? Yang jadi Randy di kata hati kan? Yang lumayan cogan dan yang udah punya istri. Yassalam tumben lola dengan cogan :D
Sampai di alun-alun langsung sewa penutup mata untuk bisa melewati pohon beringin. Mitosnya ada yang bilang kalau bisa lolos permintaan bisa tercapai.
Aku yang mulai pertama, di tengah-jalan Ghea bilang “udah deh kak buka aja”  kirain dia ngomong gitu udah lolos ternyata malah akunya jalan ke samping. Gak segampang yang di bayangkan. Kedua Dinda dan ketiga Ulfah sama-sama gagal. Karna kita wanita yang gak gampang putus asa jadilah kita coba yang kedua kalinya. Pertama mulai Dinda dia lolos.
“Kok tembus Din?”
“Iya mesti niat dulu”
Setelah Dinda di lanjut sama Ulfah dan dia tembus juga.
Terakhir aku.
“Ya Allah jodohkan aku dengan laki-laki yang mirip Reza Rahadian, amin”
Oke aku mulai jalan dengan semangat mendapatkan jodoh seperti Reza Rahadian. “udah buka aja” dan lagi lagi gagal. Sepertinya Reza Rahadian Cuma bisa jadi seliran. Selesai main petak umpet di beringin kita lanjut bermain-mobil-mobilan penuh lampu warna-warni yang bakal mengelilinggi alun-alun, permobil 40rb, makin bagus motif mobilnya makin tinggi harganya, asal pintar-pintar menawar aja.




Jam 10 malam kita kembali ke tepat masing-masing. Dan makasih untuK Dinda dan Ghea yang udah bikin cerita seru di liburan kali ini. Hati-hati Dinda yang udah mau pulang besok. Special untuk Ghe makasih udah jadi tour guide dadakan, semoga jodohmu cepat besar ya.
Liburan bareng sahabat akan membuatmu tau bagaimana sahabatmu yang sesungguhnya itu.
Senin, 18.01.16 (DAY 2)
Di hari kedua pun kita belum menemukan penyewaan motor yang pas, nyari penyewaan motor yang pas itu sama kayak nyari pasangan yang pas. Jadilah hari ini mencari penginapan baru, setelah bertanya dengan suhu google terdapat banyak penginaam ala backpacker di Jl.Sosrowijayan yang masih masuk daerah Malioboro. 2 kali mutar-mutar gak juga dapat, kita di samperin sama pangeran berkuda putih om-om yang menawari penginapan.
“Cari penginapan dek?”
“Iya om”
Sambil jalan si om masih ngikuti, “ Saya ada penginapan 100rb, ada tv dan kamar mandi di dalam”
Berfikir bentar.
“Itu aja dah kak”
“Nanti dulu kita tinggikan dulu gengsi kita” Halah sudah cari yang murah sok pake acara gengsi lagi hahaha.
“Saya keliling dulu om kalau gak dapat saya datangi om ya”
Keliling? Bahkan udah 2 kali muter-muter loh. Dasar cewek gengsi nya tinggi.
Jalan lagi sampai ujung Sosrowijayan, akhirnya kembali lagi menuju si om yang nawari tadi. Kita di antar ke penginapan yang dia maksud, masuk ke Sosrowijayan gg. 2 trus belok-belok lumayan jauh dari depan gg yang lumayan jauh dan akhirnya sampai juga, ternyata ini rumah dia dengan istrinya yang di jadikan penginapan. Untuk masuk ke penginapan aja mesti matikan mesin motor dulu di depan gg, kebayang kan capeknya.
Not recomended buat yang gak mau capek, aku aja capek bgt :(
Selesai menaruh koper dan istirahat sebentar kita jalan-jalan sekitaran Malioboro, menikmati para pedagang kaki lima yang menawarkan jualannya. Tips buat siapa aja yang berbelanja di Malioboro, pintar-pintarlah menawar kalau bisa tawar sampai kurangnya 70%, kalau si penjual gak mau pura-pura lah pergi sok-sok jual mahal, ya ini kesempatan buat para jomblo Cuma sama penjual di Malioboro kalian bisa jual mahal. Puas keliling Malioboro, lanjut ke pasar beringharjo, jaraknya dekat banget jalan kakipun sampai, lelahnya gak bakal terasa karna sepanjangan Malioboro ke pasar beringharjo di suguhkan dengan para pedagang kaki lima dan wisatan.



Sampai di pasar beringharjo kita langsung nyobain makan di pinggiran, gudeg adalah makanan khas Jogja, jadilah makan gudeg 8rb / piring.
Pasar Beringharjo


lauknya tinggal pilih
Selesai makan masuk ke dalam pasar banyak banget yang jual kain-kain batik, daster, blazer dan celana batik. Semua masih bisa di tawar, tergantung cara kamu aja menggombal penjualnya. Dari pasar beringharjo kembali ke penginapan untuk istirahat dan jam 4 di lanjutkan ke tugu Jogja, lihat di maps jalan kaki 15 menit juga bakal sampai jadilah kita jalan kaki, di pertengahan jalan bertemu dengan abang becak yang menawari keliling, kaos Jogja, bakpia, 0 Km, dan Malioboro Cuma 10rb. Sampai di tugu kita foto-foto. 


Jomblo vacation


Dari tugu lanjut ke tempat jual-jual kaos tulisan Jogja. Di sana lihat penjual siomay yang gaul, doi pake pomade loh. 
YOLO BOZ~
“Ayok pak”
“Loh gak beli”
“Gak pak”
“Jadi kalau beli kaos tadi saya dapat hadiah lebaran, nanti kalau di bakpia beli 2 kotak ya”
“Loh jadi saya harus beli pak?”
“Iya biar dapat hadiah”
“kok maksa sih”
Sampai di bakpia kita pun membeli 2 kotak bakpia demi kesejahteraan abang becak. Perjalanan di lanjut ke 0 Km. Si abang becak meminta ongkos dari 10rb jadi 50rb. Gila!  Tips buat yang di ajak keliling naik becak dengan embel-embel bayaran 10rb, negolah dulu.  Bilang kalau kamu Cuma mau jalan-jalan bukan mau belanja. Di 0 Km Cuma duduk-duduk cantik, melihat ramainya 0 Km dan menikmati wifi gratis. Ini bener-bener nikmat Tuhan yang gak bisa di dustakan. Cuma duduk tanpa membeli apapun bisa menikmati wifi gratis.
 
udah gak bawa gembok gak bawa pasangan pula :')






Selasa, 19.01.16 (DAY 3)
Jam 8 pagi udah nangkring di Malioboro belakang halte, karna udah janjian dengan jodoh orang yang mau sewain motor. Setelah dapat motor, langsung jalan ke rumah Paris yang pernah di jadikan rumah Laudya Cintya Bella di film surga yang tak di rindukan. Butuh waktu hampir 1 jam untuk bisa sampai dirumah Paris yang ada di Jl. Parangtritis KM. 8,4 Sewon, Bantul. Sampai di rumah Paris langsung masuk ke dalam, tapi ternyata gak bisa foto-foto karna udah di booking full 1 rumah, jadilah Cuma foto-foto di depan rumahnya aja. Yang mau foto-foto di dalam rumah paris membayar 200rb bisa sampai 6 orang selama 2 jam dan untuk breakfast 40rb perorang. 





Dari rumah paris kita lanjut ke pantai parangtritis karna satu jalur meskipun lumayan jauh, 30 menit. Di pantai gak terlalu ramai karna masih pagi jadi kita Cuma foto-foto dan melihat suasana pantai. Masuk ke pantai gratis, bayar parkir 2rb dan kalau mau naik delman bayar 20rb, Atv (semavam motor gede) bayar 25rb satu orang. 




Dari pantai parangtritis lanjut ke hutan pinus, 55 menit waktu yang di tempuh. Kalau di lihat dari jarak tempuh mungkin bakal capek banget tapi sepanjang perjalanan menuju hutan pinus kita di suguhkan dengan pemandangan yang bener-bener indah, sawah-sawah yang hijaunya bikin suasana hati adem, gunung-gunung tinggi yang memanggil untuk di daki dan udara sejuk yang seakan tak bercampur dengan polusi, ya meskipun mendekati hutan pinus lumayan tajam tikungannya, setajam sahabat yang nikung sahabatnya sendiri.
Di awal perjalanan maps masih bersahabat, tapi tiba-tiba doi nyuruh belok dan terus, setelah di lihat-lihat kok kayak masuk pelataran rumah warga, jadilah numpang kepo daripada terserat dan tak tau arah jalan pulang, “ Misi pak ke hutan pinus lewat mana pak?”
“Turun lagi nanti belok kiri nak ikuti aja jalannya”
“Oh iya makasih pak” dibalas senyum sama beliau
Setelah mengikuti apa petunjuk yang bapak tadi berikan, mutar-mutar gak ketemu juga, dan kita melihat ada sebuah warung dan ibu-ibu penjaganya, jadilah bertanya lagi.
“Bu jalan ke hutan pinus lewat mana ya?”
*Diem”
“Misi bu numpang tanya*
*Masih diam”
Kita di cuekin abis.
“Yasudah lah kak tanya yang lain aja” kata Ulfah
Dan akhirnya kita ngikuti insting hati aja, semoga aja insting hati gak salah sesalah dia yang selalu salah nemuin dambatan hati. Lagi jalan ketemu dengan 2 pasang anak muda yang sepertinya sepasang kekasih, nanya lagi,
“Mba mau ke hutan pinus ya?”
“Iya” *sambil senyum*
“Numpang boleh mba? Sama-sama kesana”
“Oh iya boleh”
Ya Allah terimakasih untuk kesekian kalinya engkau menemukan kami dengan orang yang baik. Tapi kapan  mempertemukan para jomblo dengan jodoh yang baik?
"Di saat liburan kamu akan yakin kalau orang jahat itu cuma mitos"
Akhirnya, setelah 2 jomblo di bantu sepasang kekasih kita pun sampai di hutan pinus.
“Mba makasih ya”
“sama-sama”
Untunglah mba yang nolongin gak bilang “ sudah jomblo tersesat menuju masa depan tersesat juga menuju hutan pinus” AKU STRONG MBA!
Sampai di hutan pinus lagi lagi takjub dengan ciptan Tuhan yang tiada duanya. Masuk ke hutan pinus free, yang di butuhkan Cuma dia yang peka mental dan fisik yang kuat.
Buat yang kehabisan batterai hp tenang aja di dekat hutan pinus ada warung yang menyediakan colokan yang banyak. Makannya juga terbilang murah. Mie instan 6rb dan minuman 3rb.



lambain tangan menyerah seorang jomblo



Puas menikmati dan mensyukuri nikmat Tuhan yang tiada tara ini, kita lanjut ke kebun buah mangunan, cukup 7 menit aja sampai asal gak pake acara tersesat. Masuk ke kebun buah mangunan 5rb perorang, untuk masuk ke view utama yang sering di jadikan berfoto mesti melewati jalan yang gak mulus dulu, hidup itu membutuhkan perjuangan, karna gak ada yang satu hal pun yang bisa sukses tanpa sebuah perjuangan.
#HIDUPKERASBRO
Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?


Menikmati senja di kebun buah sebenarnya bagus banget, romantic untuk yang sama pasangannya dan miris untuk yang sendiri. Cuman karna kami 2 orang wanita tanpa pengawasan kaum adam jadilah jam 4 lewat udah balik lagi ke penginapan dan sampai di Malioboro jam setengah 6.
Jam 7 malam kita nongkrong jadi anak gaul Jogja di café tansu kitchen & coffe di Jl. Prod. Dr. Sardjito No.14, menu andalannya ketan yang di jadikan modern. Untuk dekorasinya cozy abis dan yang paling penting ada colokan dan wifinya. Untuk menunya mulai dari 9rb.




Perut udah terisi tapi hati masih kosong, kita lanjut ke taman pelangi. Sebelum sampai ada tragedy yang menguras hati dan tenaga, pas udah nyampe taman pelangi kelupaan ambil duit di atm jadilah kita jalan nyari atm yang dekat. Udah nemu atm di sebrang jalan tapi karna kita ada di jalur motor, lewat mana nyebrangnya? Maklum bukan asli Jogja jadi takut melanggar lalu lintas (lah jadi kalau di kota sendiri berani melanggar Lis?) Jalannya tu jauh banget sampai melewati hartono mall dan akhirnya nemuin atm yang ada di indomaret dan itu sumpah makan waktu setengah jam. Indomaret di Jogja keren-keren ya, ada ice cream yang murah, suki, roti dan burger +wifi, nongkrong itu gak perlu mahal. Setelah mendapatkan kebahagiaan hakiki (read; duit) kembali lagi ke taman pelangi, asik jalan sambil ngobrol sekalinya kelewatan dan harus nyari jalan lagi yang cukup jauh. Pft. Mau ke taman pelangi aja susah apalagi mau lihat pelangi dimata indahmu?
Jam setengah 9 masuk ke taman pelangi, modal 15rb perorang kamu udah bakal masuk ke dunia warna-warni. Yang kita lakukan di taman pelangi Cuma keliling-keliling, kasih makan ikan yang membeli makananya Cuma seribu satu bungkus. Jam 10 kita udah balik, menuju keluar taman pelangi aku dengar ada suara setan cewek ketawa seperti di film-film horror, tapi aku tau ada rumah hantu di situ, si Ulfah yang gak tau sama sekali.
“Kak kamu dengar suara itu gak sih?” tanyanya dengan muka pucat
“Dengar”
“Apa yok itu kak” tanyanya lagi dengan muka yang lebih pucat
“HAHAHAH itu rumah hantu”
“Beneran? Aku merinding”
“Iya aku ada baca di internet tadi”
Dia diam dan aku tambah ketawa, harusnya ku jahili aja tadi.
Menuju ke penginapan ngeliat café yang lucu abis, nama instagramnya @Milkncheese_yk yang ada di Jl. Ringroad utara (gedung rumah warna), harga mulai 9rb. Tempatnya pas banget buat para anak muda yang mau nongkrong gaul dan foto-foto dengan baground yang bagus. Ada wifi dan colokan yang terpenting. Yang uniknya lagi ada satu tempat duduk yang gaya lucu, pake ayunan warna-warni. Makanannya dan minumannya juga enak, gak bakal nyangka kalau bakal murah banget. 


Jam 11 café udah tutup dan kita pun pulang.
Rabu, 20.01.16 (DAY 4)
Pagi-pagi sudah keliling Jl. Sosrowijayan dan Jl. Dagen untuk mencari hotel / penginapan yang budgetnya anak backpacker banget kalau bisa yang gratisan. Kenapa mencari penginapan baru? Sebenarnya yang di penginapan sebelumnya udah nyaman tapi untuk masuk ke dalam penginapan terlalu jauh, terlebih mesti dorong motor dulu. Di Jl. Sosrowijayan ada hotel yang murah dan halaman parkirnya luas, hotel Indonesia. Harganya mulai 75rb-95rb sampai 200rb, tapi sayang waktu mau booking udah full. Karna gak dapat di Jl. Sosrowijayan kita kembali ke Jl. Sosrokusuman, langsung ketemu hotel puri ownernya ramah banget. Harga terjangkau, kalau lagi backpacker jauhkan kata kenyamanan karna takutnya udah nyaman malah di tinggalin, halah baper lagi. Intinya jangan mencari kemewahan kecuali kamu bawa uang yang banyak atau kamu punya bank berjalan, pacar contohnya.
Nama hotel: Hotel Puri
Alamat: Jl. Sosrokusuman
Harga: Single 75 (Jomblo hemat), double bad 100. (fan, Kamar mandi di luar), 200 (Ac dan kamar mandi di dalam)
Di samping hotel ada yang jual makanan, enak banget




 
Abaikan kamar yan seberantakan hati ini

Kita ambil yang 100, gak usah ambil yang 200 soalnya pake ac udah pasti dingin banget, udah cukup doi yang dingin banget ke aku.
Beres-beres di hotel, kita ke taman sari, dari Malioboro Cuma 12 menit kalau gak tersesat. Masuk ke taman sari 6rb perorang. Di dalam taman sari kalau mau pakai pemandu bisa kamu cukup mengeluarkan sedikit uang mu tapi kalau mau sendiri juga bisa. Untuk berfoto di spot yang sering orang-orang berfoto lumayan susah, antrinya panjang dan butuh kesabaran yang mendalam.


Pulang dari taman sari, kita kehujanan di jalan, jadilah kembali ke hotel. Hujan Jogja mengingatkan kenangan masa lalu yang telah terkubur rapi, aku rapuh maz. Hujan nya berhenti setelah maghrib, kita ke de arca dan de mata. Tiket masuk gabungan 75rb perorang. Di de arca kita bakal melihat patung-patung pahlawan, presiden dan artis-artis Hollywood.
Dari de arca pindah ke gedung sebelah, de mata. Disini kita bisa berfoto-foto yang hasilnya seperti nyata. Di setiap sudut bagroundnya bakal ada cara berfoto yang bisa menjadi dimensi.

kemesraan ini janganlah cepat berlalu~






















Setelah itu kita ke angkringan gareng petruk, dekat dengan tugu Jogja. Angkringannya keren, makanannya juga murah-murah mulai dari 2rb. Yang ke Jogja mesti kudu nyobain ini angkringan, udah murah makanannya wuenak tenan lagi. Selama makan kita bakal di datangi dengan pengamen yang kita sendiri bisa request lagu sepuasnya, asal kasih duit ya bukan kasih harapan palsu.

Kamis, 21.01.16 (DAY 5)
Jam 6 subuh kita otw ke kulon progo, subuhnya Jogja bikin adem dan bakal ngangenin. Sepanjang perjalanan menuju kalibiru, sisi kanan dan kiri jalanan kita bakal melihat pemandanga, gunung, sawah dan embun yang membuat tambah semangat di pagi hari. Dari malioboro ke kalibiru butuh waktu 1 jam lebih. Di perjalanan memasuki kulon progo ada tulisan besar “Kulon progo, the jewel of java” udah kesenangan banget karna udah masuk daerah dekat dengan kalibiru. Dan jam 7 kita sampai di kalibiru, ternyata lebih cepat dari yang di bayangkan. Untuk sampai ke puncak view kalibiru mesti daki tanjakan yang lumayan tinggi, tapi ketika kamu mendaki coba bayangkan indahnya kalibiru, lelahmu bakal kalah dengan semangatmu. Sebelum jauh melangkah, kita sarapan dulu untuk mengisi tenaga, karna bukanya jam 8. Selesai makan kita langsung naik ke puncak kalibiru. Dan begitu sampai langsung di buat terpana, sumpah pemandangannya indah banget. Ini bener-bener nikmat Tuhan dan aku bangga menjadi bagian penduduk Indonesia. Pantas aja di bilang the jewel of java, ini mah lebih berharga dari permata. Sampai di puncak kalibiru kamu bakal melihat pemandangan yang hijaunya bikin mata adem, sejuknya angin yang bakal membuat kamu bersyukur masih bisa mendapatkan oksigen yang layak.
“Saya mencinta negri indah dengan gugusan ribuan pulaunya sampai saya mati dan menyatu” 5cm
Masuk ke kalibiru 10rb perorang, untuk naik ke spot utama bayar 15rb dan kalau pakai jasa foto disana 15rb 3 foto, out bound 35rb untuk 5 kali permainan yang berbeda, untuk foto di spot flying fox, beda arena permainan beda harga, aku minta yang di flying fox 20rb 3 kali foto.
Selesai beraktivitas di arena kalibiru, kita gak langsng pulang tapi duduk di bawah pohon menikmati keindahan Tuhan yang bener-bener gak bisa di ungkapkan lagi dengan kata-kata, terlalu menakjubkan.
“Mas foto di pohon gimana ya mas” tanya wisatawan ibu-ibu sosialita
“Naik aja bu ke pohonnya” jawab si mas dengan entengnya dan jadilah mengundang banyak tawa
“Bukan mas di situ” tunjuknya ke spot utama
“oh itu namanya panggung bu”
Waktu pertama datang ke kalibiru suasana masih sepi, semakin siang pengunjung makin rame dari berbagai daerah dan Negara. Bersyukur menjadi salah satu yang menyaksikan indahnya ciptaan Tuhan ini.

jangan gantungin aku mas

Jodoh belum nampak




Dari kalibiru lanjut ke candi Borobudur, butuh waktu 1 jam 30 menit tapi karna kelelahan kita singgah sebentar ke warung bakso. Sepanjang kulon progo banyak nemuin warung-warung bakso. Jadi selain ‘the jewel of java’ kulon progo bisa di sebut ‘the village of meatballs favorit’ mungkin?
Setelah cukup istirahat dan numpang cas hp, kita lanjut perjalanan. Jam 4 kita sampai di candi Borobudur, masuknya bayar 30rb perorang. Sebelumnya sering lihat foto-foto orang di candi Borobudur, di pikir langsung masuk daerah foto yang di masud candi borobudur tapi ternyata mesti naik tangga yang lumayan banyak dulu.
Tetaplah bersama ku jadi teman hidupku~



Freedom
Jam 5 kita turun dari candi karna hari mendung, dan pas turun hujan langsung deras. Sambil menunggu kepastian hujannya reda, kita makan bentar di warung sekitaran candi yang untungnya ada colokannya. Jam setengah 6 hujan mulai reda meskipun masih gerimis, kita pun pulang. Karna pakai maps dan batterai hp sekarat dan membutuhkan waktu hampir 2 jam untuk sampai ke penginapan jadi yang kita lakukan Cuma berdoa semoga batterainya gak habis sebelum sampai ke penginapan.
Pas sampai di kota, “ Kak batterainya habis”
“MAMPUS! GIMANA NASIB KITA”
Untungnya pas di lampu merah nanya sama bapak-bapak,
“Misi pak ke Malioboro lewat mana ya?”
“Waduh jauh dek muter lagi ntar nemu tugu Jogja belok kiri”
“Oh yaudah makasih pak ya”
Eh tapi si bapak malah jadi GPS kami, beliau antarkan kami sampai belokan ujung, Alhamdulillah ketemu orang baik terus. Gak henti-hentinya bersyukur. Setelah mengikuti arahan bapak tadi sampailah kita ke penginapan dengan selamat dan basah kuyup.
Perjalanan panjang yang butuh perjuangan sekali.
“Semakin jauh kaki melangkah, semakin luas kaki mata memandang, semakin nyata bukti-bukti kebesaranNYA”

Jumat, 22.01.16 (DAY 6)
“One’s destination is never place, but a new way of seeing things” –Henry Miller-
Jam 7 pagi udah ninggalin pacar hotel, langsung menuju ke jembatan yang memperlihatkan kampung kali code. Sampai disana langsung parkir di depan ruko orang, jangan parkir sembarangan apalagi parkir di tengah jembatan bisa kena semprot warga sekitar atau pengguna jalan raya. Waktu yang di tempuh dari Malioboro ke kali code Cuma 6 menit, di jembatan kali code lagi-lagi di buat wah sama kekreatifan warga Jogja, bener-bener kesenian banget.



Setelah beberapa kali foto dan sudah mendapatkan foto terbaik yang pantas di upload di sosmed kita melanjutkan perjalanan ke puncak suroloyo, 1 jam 15 menit waktu yang di tempuh. Dan keindahan Jogja dari kota sampai ke pedalamannya pun indahnya keterlaluan. Untuk kesekian kalinya di suguhkan dengan sejuknya alam kota Jogja yang bikin rileks meski tanpa pacar disisi. Bahkan perjalanan yang sangat-sangat jauh gak bakal kerasa sama sekali. Ah, Jogja bolehkan aku menemukan soulmate di kota mu ini?
Setelah menempuh waktu yang panjang kita pun sampai di puncak suroloyo, makan bentar di warung tersedia dan mata langsung berbinar lihat banyaknya colokan, gak mau buang-buang waktu langsung aja minta ijin sama pemilik warung untuk numpang cas hp. Untuk makan dan minuman tenang aja semua murah meriah, minuman 3rb dan makanan 6rb. Batterai hp dan perut sudah terisi, kita langsung mendaki untuk ke puncak suroloyo. Sebelum mendaki ibu pemilik warung sudah memberi info kalau bakal mnedaki 246 anak tangga, dan setelah search di google ada yang nulis 280 dan 290 anak tangga, daripada ragu-ragu mending kalian yang mau mendaki bisa hitung sendiri sih, soalnya aku gak sempat. Nyari jodoh aja gak sempat apalagi hitung anak tangga. #abaikan
Di tengah anak tangga ketemu ibu-ibu ya sekitar 40 tahunan lah umurnya.
“Ayok masih naik lagi, masa kalah sama yang tua”
“Wah gak dong bu, saya semangat adek saya aja yang lemah”
“Yang di daki ini puncaknya paling tinggi, kalu mau view yang bagus ke puncak satunya”
“Siap bu”
Di sarankan kalau selama mendaki jangan terlaku di porsir tenaganya, kalau capek istirahat aja dulu. Jadi pas sudah sampai puncak masih ada tenanga untuk melihat keindahan yang luar biasa.
Teruntuk kamu siapapun ini, lihatlah kami berdua wanita strong ini, Mendaki anak tangga aja sanggup apalagi menjalin rumah tangga bersama?
Dan setelah mendaki ratusan anak tangga, lelah yang mendera, keringat yang bercucuran, panas yang menerpa, nafas yang gak teratur, kita pun sampai di puncak suroloyo.
Dari ketinggian 1.019 mdpl, aku dan Ulfah berdiri di atas dengan rasa penuh bahagia. Melihat indahnya gunung-gunung tinggi,  hamparan sawah-sawah yang menyatu seolah-olah sudah di atur dengan indahnya, hijaunya alam yang membuat oksigen terus bertambah, dan beberapa kupu-kupu menari dengan indahnya seolah-olah menbah kesan kebahagiaan. Ini nikmat yang gak bisa di bayar dengan apapun.



JOGJA IJINKAN KAMI PULANG KEMBALI KE SINI.
Melihat sunrise di puncak suroloyo adalah hal terindah bagi siapapun yang menikmatinya, kita berdua gak berani keluar di tengah malam untuk melihat sunrise, maklumi kami tanpa pengawasan para jodoh. Tapi buat kamu yang berombongan berlibur ke Jogja dan memasukkan puncak suroloyo dalam list destinasi liburanmu, pergilah melihat sunrise bersama-sama. Itu indah banget dan gak bakal terlupakan.
Dari puncak suroloyo kita ke puncak yang lain, gak terlalu jauh dari puncak yang anak tangganya 200 lebih dan di puncak yang lain mendakinya gak terlalu banyak, tapi satu hal yang sama ketika sampai di puncak indahnya pemandangan bakal membuat siapa aja terpana.
Setelah puas menimati keindahan puncak suroloyo kita lanjut ke candi abang, membutuhkan waktu 1 jam 37 menit. Lumayan jauh. Kalau lagi gak liburan mungkin sudah ngeluh sakit-sakit badan, membayangkan dari kemarin perjalanan yang di tempuh sangat jauh. Ini namanya the power of holiday. Karna ini liburan mandiri tanpa tour guide dan perjalanan yang jauh, jadi kalau cape jangan di porsir, istirahat sebentar kalau ketemu warung. Tetap kesehatan dan keselamatan nomor 1.
Dan akhirnya setelah menempuh perjalanan yang panjang kita pun sampai di candi abang walaupun tanpa abang-abang di samping kita, di candi abang para wisatawan biasanya berfoto di di bukit teletubbies. Untuk sampai ke candi abang kami harus menjadi bolang dulu. Mesti melewati jalan setapak dulu, jalan yang terjal terlebih kemarin Jogja habis di guyur hujan jadilah sebagian tanah belum kering.
Masuk ke candi abang gratis, cukup membayar parkir 2rb aja. Di puncak candi abang bukit teletubbies rasanya pengen peluk para jomblo yang bertebara. Eh?
Pas sampai di candi abang suasana lagi mendung, semendung suasana hati yang melihat banyaknya para couple di sekitaran bukit. Neng udah terlatih patah hati kok bang :’)
Sejuknya angin tanpa polusi, pemandangan yang indah (tentunya tanpa pemandangan para couple yang mengumbar kemesraan).




Karna kelelahan kita kembali istirahat ke hotel dan habis isya jalan ke bukit bintang, jalan menuju bukit bintang sangat berbahaya, butuh hat-hati yang ekstra, karna terjalnya jalanan dan penerangan jalanan yang hanya lewat kendaraan yang lalu lintas. sampai di bukit bintang langsung duduk di jembatan untuk bener-bener melihat keindahan kota Jogja di malam hari dan itu bener-bener lebih dari indah. usahakan bawa jaket kalau yang gak kuat dingin apalagi yang sering di dinginin sama doi. puasa melihat pemandangan kota Jogja lewat jembatan, kita ke tempat-tempat makan yang memang tersedia dengan view kota Jogja di malam hari.
waaaaw

Subhanallah



Sabtu, 23.01.16 (DAY 7)
the last day in Jogja :(
Boleh nangis gak di bahu cogan Jogja?
Sedihnya mau ninggalin Jogja itu lebih sedih daripada ninggalin pdkt-an yang gak pernah sama sekali kasih kepastian.
Setelah packing barang, kita ke malioboro untuk mengembalikan motor dan membeli oleh-oleh. Sebenarnya tradisi membeli oleh-oleh itu dari mana sih?
Ramainya suasana malioboro bakal membuat kangen nantinya. Dari malioboro ke pasar beringharjo untuk sarapan pecel atau gudeg khas Jogja. Makan di pinggiran pasar beringharjo juga salah satu yang bakal membuat siapa pun berkata “Nanti aku pasti kembali lagi”.



 Di pasar beringharo kita membeli oleh-oleh khas Jogja, bakpia, brem, dll. Pintar-pintarlah menawar untuk mendapatkan harga yang miring. Sehabis makan dan membeli oleh-oleh kita lanjut jalan kaki ke 0 Km, mesti bener-bener menikmati suasana Jogja sebelum pisah.
Jam 12.30 kita kembali ke hotel, karna jam chek out jam 1. Menuju ke hotel, aku melihat bencong dengan style legging hampir sama dengan warna kulit dan atasan motif macan, gak mau kehilangan momen langka langsung aja ambil hp dan diam-diam mau foto itu bencong. Tapi sepertinya kurang beruntung, si bencong sadar kamera banget.
“Hidungnya pesek nda usah foto-foto”
Lalu pergi gitu aja tanpa rasa bersalah karna udah membuat aku jadi bahan tertawaan. Ya gak apalah paling gak punya cerita lain sebelum pulang.
Jam 1 kita chek out hotel, karna udah dapetin taxi yang bakal mengantar ke bandara. Untuk harga taxi pintar-pintarlah menawar dengan harga semurah mungkin tapi tetap masuk akal.
Jam 2 sudah sampai di bandara, padahal penerbangan jam 7 malam. Gila nunggu 5 jam ini. Daripada bête langsung hubungi teman yang tinggal di Jogja, minta tolong jemput di bandara terus ajak jalan-jalan tapi sayangnya dia datang jam 4. Keburu banget mau jalan, jadilah kita ngobrol-ngorol doang sampai waktunya chek in.
Someday I will be back. Promise!
Jogja terlalu indah kalau Cuma di kunjungi 7 hari. Masih banyak tempat tempat indah yang mesti di sentuh. Suatu saat nanti aku pasti kembali dengan cerita yang berbeda. Aku bersyukur bisa menjadi saksi keindahan kota yang selalu penuh rindu ini. 
Jogja, ijinkan aku pulang dan berbagi kebahagiaan di kota penuh keramahan ini.
“There is a kind of magicness about going for away and then coming back all changed”-Kate douglas wiggin


Remember when you happiness in Jogja!
View kebun buah mangunan
Finally, I am here








Es Dawet










Syedih~





KULON PROGO!



Jadi kapan?
bakpianya enak
Sejuknya Jogja
 


You Might Also Like

12 komentar

  1. Artikelnya kepanjangan, mba. Kalo boleh saran, dibikin berPart2 aja. Apalagi itu sampe 7 day.

    Itu aja sih sarannya. Tulisannya keren kok. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah terimakasih sarannya :) next kalau kepanjangan saya bikin bepart ya. Thnk you sudah mampir :)

      Hapus
  2. jogja emang selalu ngangenin

    btw artikelnya kayaknya kepanjangan deh kak, tapi oke kok ceritanya.. seru

    http://bukanrastaman.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe iya ni sebelumnya ada yg bilang kepanjangan kok. Next lebih di perhatiin lagi deh. Makasih ya sarannya dan udah membaca :)

      Hapus
  3. Jogja emang ngangnenin banget, Mbak. #PenginKeSanaLagi
    Eh iya itu, yang ke hutan pinus, gak sekalian ke Puncak Becici, mbak? deket banget loh. tempatnya juga gak kalah kerennya dari Kalibiru.

    Aku masih dendam ama pantai Jogja, tiap didatengi ujan mulu.... *semoga ke sana lagi*

    BalasHapus
  4. Saya pun nanti bakal ke Jogja lagi mas kecanduan hehehe
    Wah saya baru tau ada puncak becici :( nanti saya ke Jogja bakal saya masuki dalam list destinasi saya.

    Saya jga dendam sma pantai Jogja mas. 2 hari berturut2 hujan seharian dan gak sempat ke pantai, padahal pantai2 di Jogja bagus2 bgt.

    Btw, terimakasib sudah mampir di tulisan saya ya :)

    BalasHapus
  5. Jogja itu ngangenin sama kaya mbak yang nulis.

    keep writing and be my inspiration...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku baru liat km komen ini :')
      'Mbak' tua bgt wkwk
      Maacih ya ncess udah numpahin komennya di sini :*
      Ayok kita bercerita banyak di blog biar banyak yg baca :)

      Hapus
  6. Mau nya sy tulis apa nces?

    Kalo ku tulis 'sayang' ntar kamu baper :)

    BalasHapus
  7. panjang sekali hahaha..berkunjungg

    BalasHapus
  8. Hay mba ceritanya menarik. Kira kira budget yang keluar berapa yah mba kalau boleh tau. Terima kasih :)

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook